welcome to kasih fansuri D'white















Monday, August 2, 2010

 Orang berkata, "Langit selalu berduka dan mendung."
Tapi aku berkata, "tersenyumlah,cukuplah duka cita di langit sana."

Orang berkata, "Masa muda telah berlalu dariku."
Tapi aku berkata, "Tersenyumlah , bersedih menyesali masa muda tak akan pernah mengembalikannya"

Orang berkata, "Langitku yang ada di dalam jiwa telah membuatku merana dan berduka. Janji-janji telah mengkhianatiku ketika kalbu telah menguasainya. Bagaimana mungkin jiwaku sanggup mengembangkan senyum manisnya?
Maka aku berkata, "Tersenyum dan berdendanglah, kala kau membandingkan semua umurmu kan habis untuk merasakan sakitnya.

Orang berkata, "Perdagangan selalu penuh intrik dan penipuan, ia laksana musafir yang kan mati karen terserang rasa haus."
Tapi aku berkata, "Tetaplah tersenyum, karena engkau akan medapatkan penangkal dahagamu. Cukuplah engkau tersenyum, karena mungkin hausmu akan sembuh dengan sendirinya. Maka mengapa kau harus bersedih dengan dosa dan kesusahan orang lain, apalagi sampai engkau seolah-olah yang melakukan dosa dan kesalahan itu?

Orang berkata, "Sekian hari raya telah tampak tanda-tandanya seakan memerintahkanku membeli pakaian dan boneka-boneka. namun telapak tanganku tak memegang walau hanya satu dirham adanya
Ku katakan, "Tersenyumlah, cukuplah bagi dirimu karena Anda masih hidup, dan engkau tidak kehilangan saudara-saudara dan kerabat yang kau cintai.

Orang berkata, "Malam memberiku minuman 'alqamah
tersenyumlah, walau kau makan buah 'alqamah
mungkin saja orang lain yang melihatmu berdendang akan membuang semua kesedihan. Berdendanglah apa kau kira dengan cemberut akan memperoleh dirham atau kau merugi karena menampakkan wajah berseri?

Saudaraku, tak membahayakan bibirmu jika engkau mencium
juga tak membahayakan jika  wajahmu tampak indah berseri
Tertawalah, sebab meteor-meteor langit juga tertawa
Mendung tertawa, karenanya kami mencintai bintang-bintang

Orang berkata, "Wajah berseri tidak membuat dunia bahagia yang datang ke dunia dan pergi dengan gumpalan amarah.
Ku katakan, "Tersenyumlah, selama antara kau dan kematian ada jarak sejengkal, setelah itu engkau tidak akan pernah ternsenyum"

No comments:

Post a Comment