welcome to kasih fansuri D'white















Monday, August 2, 2010

Mata Ayah

Kujabat mesra tangan ayah
Urat-urat daging-daging tua keras terasa
Mataku tersenyum, matanya menyapa
Anak yang pulang disambut mesra.
Tapi matanya, mata yang menatapku
Kolam-kolam derita dan pudar bulan pagi
Garis-garis putih lesu melingkungi hitam-suram
Suatu kelesauan yang tak pernah dipancarkan dulu.
Kelibat senyum matanya masih jua ramah
Akan menutup padaku kelesuan hidup sendiri
Bagai dalam suratnya dengan kata-kata siang
Memintaku pulang menikmati beras baru.
Anak yang pulang di sisi ayahnya maka akulah
merasakan kepedihan yang tercermin di mata
Meski kain pelekatnya bersih dalam kesegaran wuduk
Dan ia tidak pernah merasa, sebab derita itu adalah dia.

Basmalah

Bismillah atau Basmalah (Bahasa Arab: بسملة) adalah sebuah perkataan Arab yang digunakan sebagai nama pengumpulan pada keseluruhan frasa Islam secara berulangan. Frasa ini merupakan ayat pertama pada "surah" (atau bab) dalam Al-Qur'an, dan digunakan dalam berbilangan konteks oleh umat Muslim. Ia disebut beberapa kali dalam solat dan sering dijadikan frasa mukadimah dalam segala urusan rasmi bagi beberapa negara Islam.
Dalam Qur'an, ia sering dinomborkan sebagai ayat pertama surah pertama, tetapi menurut pandangan Al-Tabari, ia adalah pendahuluan sebelum ayat pertama. Ia juga terletak di semua permulaan surah kecuali surah kesembilan, tetapi tidak dinomborkan kecuali di surah pertama tadi. Frasa ini juga muncul dua kali dalam Surah An-Naml, iaitu dipermulaan dan pada ayat ke-30.
بسم الله الرحمن الرحيم
bismi-llāhi ar-raḥmāni ar-raḥīmi
"Dengan nama Tuhan, Maha Pengasih, Lagi Maha Penyayang"
Perkataan "basmalah" sendiri terbit dari sebutan empat konsonan pertama bagi bismi-llāhi... yang akarnya adalah b-s-m-l (ب س م ل). Akar konsonan abstrak ini digunakan untuk menerbitkan kata nama basmalah, begitu juga bentuk kata kerja yang bermaksud "baca basmala". Perlakuan memberikan nama bagi perkataan yang lazim disebut atau zikir juga berlaku seperti frasa "Allahu Akbar", yang dirujuk sebagai "Takbir" (juga Ta'awwudh dll.); dan kaedah mengambil empat huruf konsonan juga seperti berlaku seperti kata nama "Hamdala" bagi Alhamdulillah.
 Orang berkata, "Langit selalu berduka dan mendung."
Tapi aku berkata, "tersenyumlah,cukuplah duka cita di langit sana."

Orang berkata, "Masa muda telah berlalu dariku."
Tapi aku berkata, "Tersenyumlah , bersedih menyesali masa muda tak akan pernah mengembalikannya"

Orang berkata, "Langitku yang ada di dalam jiwa telah membuatku merana dan berduka. Janji-janji telah mengkhianatiku ketika kalbu telah menguasainya. Bagaimana mungkin jiwaku sanggup mengembangkan senyum manisnya?
Maka aku berkata, "Tersenyum dan berdendanglah, kala kau membandingkan semua umurmu kan habis untuk merasakan sakitnya.

Orang berkata, "Perdagangan selalu penuh intrik dan penipuan, ia laksana musafir yang kan mati karen terserang rasa haus."
Tapi aku berkata, "Tetaplah tersenyum, karena engkau akan medapatkan penangkal dahagamu. Cukuplah engkau tersenyum, karena mungkin hausmu akan sembuh dengan sendirinya. Maka mengapa kau harus bersedih dengan dosa dan kesusahan orang lain, apalagi sampai engkau seolah-olah yang melakukan dosa dan kesalahan itu?

Orang berkata, "Sekian hari raya telah tampak tanda-tandanya seakan memerintahkanku membeli pakaian dan boneka-boneka. namun telapak tanganku tak memegang walau hanya satu dirham adanya
Ku katakan, "Tersenyumlah, cukuplah bagi dirimu karena Anda masih hidup, dan engkau tidak kehilangan saudara-saudara dan kerabat yang kau cintai.

Orang berkata, "Malam memberiku minuman 'alqamah
tersenyumlah, walau kau makan buah 'alqamah
mungkin saja orang lain yang melihatmu berdendang akan membuang semua kesedihan. Berdendanglah apa kau kira dengan cemberut akan memperoleh dirham atau kau merugi karena menampakkan wajah berseri?

Saudaraku, tak membahayakan bibirmu jika engkau mencium
juga tak membahayakan jika  wajahmu tampak indah berseri
Tertawalah, sebab meteor-meteor langit juga tertawa
Mendung tertawa, karenanya kami mencintai bintang-bintang

Orang berkata, "Wajah berseri tidak membuat dunia bahagia yang datang ke dunia dan pergi dengan gumpalan amarah.
Ku katakan, "Tersenyumlah, selama antara kau dan kematian ada jarak sejengkal, setelah itu engkau tidak akan pernah ternsenyum"